Assalamualaikum. Selamat Datang Di websait Yayasan Sosial Madani. Semoga Memberikan Inspirasi Baru untuk Berbagi Menjadi Insan Mulia.

KAJIAN

Tradisi Silaturahmi di Hari yang Fitri


Demi bertemu sanak saudara di kampung, banyak cara yang ditempuh agar bisa bertegur sapa, mengucap salam dan saling meminta maaf dengan mereka. Tradisi silaturahmi sangat kentara ketika lebaran Idul fitri tiba. Tradisi yang setahun sekali ini sudah mendarah daging di masyarakat Indonesia. Setiap tahun ada tradisi mudik ke kampung halaman. Ada yang menggunakan jalur darat, laut dan udara. Mereka rela berdesak-desakan, antrian panjang, melewati macet berjam-jam,  dan rela menghabiskan uang yang jumlahnya tidak sedikit.

Tradisi masyarakat Muslim di Indonesia adalah  merasa tidak lengkap kalau tidak mudik berkunjung ke sanak saudara yang ada dikampung. Apalagi bagi mereka yang merantau ke Jakarta dan daerah lainnya untuk mencari penghidupan di sana. Untuk hari-hari biasa mungkin tidak sempat bertegur sapa dengan keluarga tercinta karena kesibukan masing-masing dalam bekerja. Maka momentum lebaran, adalah momentum yang sangat ditunggu-tunggu untuk merayakan hari kemenangan ini bersama dengan sanak keluarga di kampung halaman masing-masing. Ada kerinduan untuk bercengkrama dengan keluarga tercinta mereka di kampung halaman.

Silaturahmi adalah cara untuk mengikat kembali kasihsayang diantara sanak kerabat yang sempat merenggang. Silaturahmi adalah bentuk hubungan horizontal atar sesama manusia. Manusia yang saling membutuhkan antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam Islam silaturahmi sangat dianjurkan untuk merekatkan kembali hubungan yang sempat retak karena berbagai macam persoalan hidup. Maka tak salah jika Rasulullah mengatakan bahwa silaturahmi adalah salah satu amalan yang dapat memasukan seseorang ke dalam syurga dan menjauhkan seseorang dari neraka.

Sebagaimana diriwayatkan dari Abu Ayyub al-Anshari Radhiyallahu 'anhu, bahwasanya ada seorang laki-laki yang bertanya kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam : “Wahai Rasulullah, beritahukanlah kepadaku suatu amal yang dapat memasukkanku ke dalam surga dan menjauhkanku dari neraka,” maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

"Engkau beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan menyambung silaturahmi" [HR. Bukhori dan Muslim)

Silaturahmi sangat dianjurkan sekali kepada orang-orang yang pernah memutuskan hubungan silaturahmi dengan kita. Menghubungkan persaudaraan dengan orang yang memutuskannya, memang bukan persoalan yang mudah. Apalagi uluran tangan kita belum tentu diterima olehnya. Meski demikian, memberi maaf lebih utama amal ibadahnya. Inilah amalan yang paling afdhol disisi Allah SWT.

Keutamaan yang paling afdhal ialah menghubungkan silaturahmi dengan orang yang memutuskannya darimu, memberi kepada yang tidak mau memberi kepadamu dan kamu memaafkan orang yang berbuat aniaya terhadap dirimu” ( HR Imam Thabrani Melalui Mu’adz r.a)
Selain itu, silaturahmi yang paling utama adalah silaturahmi dengan kedua orangtua. Berbakti kepada kedua orang tua (Birrul Walidain) adalah sebuah keharusan. Karena, Orang tua adalah kerabat yang paling dekat dan paling banyak berjasa dengan kita. Silaturahmi adalah bentuk perhatian kasihsayang yang kita berikan kepada mereka.

“Sesunggguhnya lafaz Rahim itu berakar dari lafaz ar Rahmaan; maka Allah SWT berfirman; “ Barangsiapa yang menghubungkanmu, Aku menghubungkan diri pula dengannya, dan barangsiapa memutuskanmu, Aku memutuskan diri pula dengannya.” (HR.Riwayat Bukhari)

Agar kita senantiasa mendapatkan Rahim dan Rahmannya Allah, maka menjaga tradisi silaturami adalah salah satu caranya. Karena Orang yang senantiasa menjaga silaturahmi, Ia akan mendapatkan dua hal sekaligus, kasih sayang Allah dan manusia disekitarnya.Wallahu’alam.