Tradisi Silaturahmi di Hari yang Fitri
Demi
bertemu sanak saudara di kampung, banyak cara yang ditempuh agar bisa
bertegur sapa, mengucap salam dan saling meminta maaf dengan mereka.
Tradisi silaturahmi sangat kentara ketika lebaran Idul fitri tiba.
Tradisi yang setahun sekali ini sudah mendarah daging di masyarakat
Indonesia. Setiap tahun ada tradisi mudik ke kampung halaman. Ada yang
menggunakan jalur darat, laut dan udara. Mereka rela berdesak-desakan,
antrian panjang, melewati macet berjam-jam, dan rela menghabiskan uang
yang jumlahnya tidak sedikit.
Tradisi
masyarakat Muslim di Indonesia adalah merasa tidak lengkap kalau tidak
mudik berkunjung ke sanak saudara yang ada dikampung. Apalagi bagi
mereka yang merantau ke Jakarta dan daerah lainnya untuk mencari
penghidupan di sana. Untuk hari-hari biasa mungkin tidak sempat bertegur
sapa dengan keluarga tercinta karena kesibukan masing-masing dalam
bekerja. Maka momentum lebaran, adalah momentum yang sangat
ditunggu-tunggu untuk merayakan hari kemenangan ini bersama dengan sanak
keluarga di kampung halaman masing-masing. Ada kerinduan untuk
bercengkrama dengan keluarga tercinta mereka di kampung halaman.
Silaturahmi
adalah cara untuk mengikat kembali kasihsayang diantara sanak kerabat
yang sempat merenggang. Silaturahmi adalah bentuk hubungan horizontal
atar sesama manusia. Manusia yang saling membutuhkan antara yang satu
dengan yang lainnya. Dalam Islam silaturahmi sangat dianjurkan untuk
merekatkan kembali hubungan yang sempat retak karena berbagai macam
persoalan hidup. Maka tak salah jika Rasulullah mengatakan bahwa
silaturahmi adalah salah satu amalan yang dapat memasukan seseorang ke
dalam syurga dan menjauhkan seseorang dari neraka.
Sebagaimana
diriwayatkan dari Abu Ayyub al-Anshari Radhiyallahu 'anhu, bahwasanya
ada seorang laki-laki yang bertanya kepada Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam : “Wahai Rasulullah, beritahukanlah kepadaku suatu amal yang dapat memasukkanku ke dalam surga dan menjauhkanku dari neraka,” maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
"Engkau
beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun,
mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan menyambung silaturahmi" [HR. Bukhori dan Muslim)
Silaturahmi
sangat dianjurkan sekali kepada orang-orang yang pernah memutuskan
hubungan silaturahmi dengan kita. Menghubungkan persaudaraan dengan
orang yang memutuskannya, memang bukan persoalan yang mudah. Apalagi
uluran tangan kita belum tentu diterima olehnya. Meski demikian, memberi
maaf lebih utama amal ibadahnya. Inilah amalan yang paling afdhol
disisi Allah SWT.
“Keutamaan
yang paling afdhal ialah menghubungkan silaturahmi dengan orang yang
memutuskannya darimu, memberi kepada yang tidak mau memberi kepadamu dan
kamu memaafkan orang yang berbuat aniaya terhadap dirimu” ( HR Imam Thabrani Melalui Mu’adz r.a)
Selain
itu, silaturahmi yang paling utama adalah silaturahmi dengan kedua
orangtua. Berbakti kepada kedua orang tua (Birrul Walidain) adalah
sebuah keharusan. Karena, Orang tua adalah kerabat yang paling dekat dan
paling banyak berjasa dengan kita. Silaturahmi adalah bentuk perhatian
kasihsayang yang kita berikan kepada mereka.
“Sesunggguhnya lafaz Rahim itu berakar dari lafaz ar Rahmaan; maka Allah SWT berfirman; “ Barangsiapa
yang menghubungkanmu, Aku menghubungkan diri pula dengannya, dan
barangsiapa memutuskanmu, Aku memutuskan diri pula dengannya.” (HR.Riwayat Bukhari)